Selasa, 15 April 2014

Dakwah ini milik siapa?

A'udzubillahi minasy syaithonirrojim, Bismillahirrohmaanirrohiim

Saya buka tulisan ini dengan 

QS.Al-Maidah : 2  "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” 

dan QS. Muhammad : 7 "Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong  dan meneguhkan kedudukanmu."

 

Sudah sering mendengar ayat diatas? Mungkin jawabnya Ya. Namun sulit untuk dilakukan. Tulisan ini berangkat dari kegalauan, kesedihan dan keprihatinan saya terhadap insan-insan yang masih sering merasa paling benar, paling besar dan paling baik yang termasuk juga saya. Rasa khawatir akan kebencian yang setiap harinya kian menggerogoti hati. Astaghfirullahaladzim..

Sebuah keprihatinan tentang demokrasi bangsa ini. Pada tulisan kali ini mungkin berbeda dari tulisan saya yang biasanya ringan dan cenderung tidak perlu mengernyitkan dahi. Terlalu berat? In syaa Allah tidak, karena sejatinya ini adalah hal yang sangat sering kita jumpai pada wajah negeri ini.


Adalah sebuah kewajaran ketika seseorang membela apa yang diyakininya. Namun yang tidak semestinya adalah buta taklid dan menjatuhkan keyakinan orang lain di muka umum dan dengan pandangan sendiri. Saya kerucutkan keyakinan ini menjadi sebuah gerakan dakwah Islam.


Di Indonesia ini tidak bisa kita menutup mata bahwa ada beberapa gerakan dakwah Islam (mohon dikoreksi jika saya salah memposisikan ini adalah gerakan dakwah) seperti Salafi, Muhammadiyah, NU, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dsb. Yang padahal seharusnya Islam ya Islam dan gerakan dakwahnya ya Islam. Saya tarik lagi lebih dalam mengenai gerakan dakwah ini menjadi partai-partai politik yang ada dalam Pemilu. Sekali lagi maaf jika saya salah memposisikan. Tulisan ini adalah bentuk bahasa kegalauan hati saya.


"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(QS. Al-Hujurat: 13)

 

Yang membuat miris adalah ketika gerakan dakwah Islam yang seharusnya bisa bersatu menjadi kekuatan yang besar tapi malah terpecah belah. Boro-boro membahas masalah dunia yang sudah hampir kiamat ini, kenyataannya kita masih sering sikut-sikutan dengan masalah gerakan dakwah. Mengganggap bahwa satu pihak mengambil "target operasi dakwah" yang satu, atau menganggap bahwa satu pihak mengganggu pergerakan dakwah lainnya atau hanya sekedar mengotak-kotakan wilayah tiap-tiap daerah sebagai basis pergerakan dakwah masing-masing. Astaghfirullahaladzim.. Saudaraku, dakwah ini milik ummat dan bumi ini milik Allah. Hapuslah kata aku dan kami, yang ada adalah kita. Dakwah ini milik kita bersama, dan tak pantas rasanya jika kita mendeklarasikan sejengkal tanah pun sebagai hak milik wilayah basis pergerakan dakwah sendiri.


Sadarkah kita bahwa mungkin kita ini terlalu sombong sebagai manusia? Allah bisa kapan saja berkata Kun Fakayakun.. Maka terjadilah kemenangan atau  terjadilah kekalahan. Apa yang ingin dicari masing-masing pihak? Tanyakan pada hati? Kekuasaan kah? Kemenanangan sebuah golongan kah? Tidak! Yang seharusnya dicari adalah Rahmatan lil alamin, rahmat semesta alam tanpa memandang gerakan dakwah siapa yang berada di ujung tombak.

 

Dari sekian gerakan dakwah yang ada, saya tidak mengatakan siapa yang paling baik atau siapa yang paling benar, karena kebenaran yang hakiki hanyalah milik Allah. Saya bukan tidak pernah berdiri dalam barisan salah satu gerakan dakwah ini, apakah saya tidak pernah kecewa?? Jawabnya adalah tidak, saya pernah kecewa. Bahkan saya pernah merasa sangat terganggu ketika mendengar salah satu nama gerakan dakwah yang ada. Tapi lantas apakah ada gunanya??  Akan tidak berguna jika kita hanya membenci, mencaci dan mendendam.  Tapi akan sangat bijak jika nasehat lah yang mengalir dari lisan kita, bukan mencaci. Karena itu bukanlah jama'ah malaikat, jama'ah ini isinya manusia. Yang patut disyukuri dan diakui adalah kita pernah berada pada barisan yang sama, meski setitik akuilah bahwa ada sedikit perubahan kebaikan yang kita alami saat itu hingga saat ini. Mungkin saja, kita menemukan hidayah menutup aurat, paham akan setitik ilmu Allah yang mungkin saja jika kita tidak berada dalam barisan ini kita tidak akan pernah tau. Jadi, bersyukur dan berterima kasihlah. Dan kalaupun saat ini, saya masih memilih gerakan dakwah yang ada untuk diusung ke dalam sistem pemerintahan, itu tidak lain adalah bentuk tanggung jawab saya terhadap negara ini. Tanggung jawab yang memang sudah seharusnya kita milik bersama.


Sudahi saja merasa diri ini paling benar dan paling layak, karena yang benar-benar mulia di mata Allah hanya Dia yang tau. Kita hanya bisa melakoni sesuai tuntunan Al-Quran dan hadist. Tolong menolonglah dalam kebaikan, segala bentuk kebaikan untuk agama Allah. Termasuk saling medoakan sesama Muslim. Kalaupun ada yang terjerumus, ulurkan tanganmu dan tarik ia kembali. Jika tidak bisa, cukup doakan dan tidak perlu berkata2 menistakan orang lain. 

 

Akhir kata mari kita satukan yang bercerai dan kita samakan langkah kaki kita. Tulisan ini jauh dari kata baik, namun semoga tulisan ini tidak dihinggapi rasa sombong, takabur dan riya'. Kalau pun pembaca adalah orang yang pernah merasa berseberangan pendapat dengan saya, berbeda paham, tafsir dan pandangan saya minta maaf dan semoga Allah mengampuni kekhilafan kita semua. Dan semoga Allah mengaruniakan pemimpin yang adil, beriman dan ingat akan Allah bagi Indonesia. Aamiin yaa Rabbalalamin. 


Wallahualam..


I'm fine

 You'll be fine.. You'll be fine.. You'll be fine.. it's time to go.. you don't need to excused or say good bye..