Rabu, 12 Desember 2012

Bencana Puting Beliung Purwomartani

Dari begitu luasnya penjuru bumi ini, Ia memilih Indonesia. Dari luasnya bentangan alam Indonesia, Ia memilih Yogyakarta. Dari luasnya wilayah Yogyakarta, Ia memilih sebuah desa bernama Purwomartani yang berada di arah timur laut kota Yogyakarta. Dan disitulah, pada hari Jum’at  7 Desember 2012 pukul 14.00 Ia mengirim hembusan angin yang mampu meluluh lantakan kekokohan yang berdiri disana.  Puting Beliung, nama yang tidak asing untuk jenis bencana alam yang kerap terjadi di negeri kita ini. Hembusan angin yang sangat kencang, yang mampu menerbangkan dan menghempaskan apa saja yang ada di sekelilingnya.

Pukul 14.00 ada pesan masuk di hp ku.

“Mi..gerobak kita kena puting beliung”. SMS dari suamiku di rumah.

Aku yang sedang mengerjakan laporan menjelang akhir tahun langsung berhenti dan benar-benar focus pada bunyi SMS itu. Puting beliung?? Ahh mungkin hanya gaya bahasa suamiku saja yang terlalu berlebihan, pikirku saat itu.

“Oh yaa?? Beneran putting beliung Bi? Trs gimana skrg? Abi dimana?”. Balasan SMSku kemudian.

“Iya. Aku di telpon Ibu Pempek. Ini aku baru mau liat kesana”. 

Beberapa saat aku menunggu kabar dari suamiku tapi ternyata tidak ada SMS masuk lagi. Akhirnya kuputuskan untuk SMS.

“Gimana Bi gerobaknya?”. Tanyaku kemudian. Tapi tidak ada balasan sampai 1 jam kemudian. 

Akhirnya jam menunjukan pukul 16.00 waktunya aku pulang. Belum saja sampai parkiran kantor ada SMS masuk.

“Mi, ntar pulang lewat utara aja. Jalan di Maguwo di tutup sama Polisi”. Begitu bunyi SMSnya.

Deg!! Sampai ditutup Polisi, segitu parahnya kah??


Dalam perjalanan pulang tentunya aku sudah tidak sabar ingin segera sampai. Setelah 45 menit perjalanan, baru sampai jalan utama lewat jalur utara jalanan penuh dengan kendaraan. Aku mulai mencari-cari tanda kerusakan pada tiap jalan yang aku lewati. Beberapa meter kedepan rupanya banyak sekali bangkai pepohonan besar yang tumbang, akar-akar besarnya terkuak keatas permukaan jalan. Allahu Akbar.. Langsung saja aku bergidik ngeri melihat pemandangan itu. Pohon yang tadinya begitu kokoh menjulang, kini rebah ke tanah dengan akar besarnya yang terkuak ke atas, tiang-tiang listrik dan kabelnya terjuntai hampir setinggi kepala manusia, bisa dijangkau dengan tangan orang dewasa, rumah-rumah dari kayu sudah tak berbentuk, rata dengan tanah. Sejauh mataku memandang puluhan rumah tak bergenteng rapi semua porak poranda. Banyak anak kecil menangis, mungkin masih trauma dan takut dengan peristiwa barusan atau malah bingung dan sedih melihat rumah yang biasa menjadi tempatnya bermain kini sudah tidak berbentuk. Begitu nyata kuasaNya saat itu kulihat jelas. Rumah mewah berubah menjadi penuh lumpur dan gentengnya pun bubar entah kemana. Suara angin itu terdengar seperti suara pesawat tempur yang berputar-putar diatas rumah. 15 menit lamanya angin itu mengobrak abrik semuanya. Lafaz kebesaran Allah tak henti-hentinya diteriakan tiap manusia yang ada saat itu. Allahu Akbar…Allahu Akbar..Allahu Akbar. 

Saat itu manusia bisa melihat bahwa begitu nyatanya, begitu besarnya kekuatan dan kekuasaan Allah atas makhlukNya. Hanya Allah yang punya kuasa atas peristiwa ini. Bagi manusia yang penting hanya menyelamatkan diri dan keluarganya. Begitulah beberapa pernyataan yang aku dengar terucap dari ibu-ibu yang ikut lari ketakutan sambil membawa anak-anaknya. Karena datang lagi atau tidak bencana ini hanya Allah yang tau. Yang kita tau hanyalah bumi ini sudah sangat tua untuk melihat kekacauan yang terjadi akibat perbuatan manusia. Bumi ini sudah terlalu ringkih untuk menanggung beratnya dosa-dosa manusia diatasnya. 

"Kebaikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan (bencana) apa pun yang menimpamu, itu dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi". QS. An-Nisa (4) : 79.

Tidak begitu parah yang terjadi pada gerobak jualanku, hanya tiang besinya yang bengkok. Bayangkan betapa dahsyatnya sampai tiang saja bisa bengkok. Jarak rumahku dengan gerobak jualan kurang lebih 1 kilometer, dan Alhamdulillah angin itu tidak lewat di daerah rumahku. Kerusakan fisik bisa diperbaiki, namun apa hikmah yang bisa mengajarkan manusia yang hidup setelah bencana ini?? Kita semua harus muhasabah atas perbuatan yang telah kita lakukan. Dirumah-rumah, mungkin rumah kita terlalu bising dengan music music masa kini, tidak pernah mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran. Pasar-pasar yang ambruk, mungkin ada teguran atas akad-akad yang terjadi disana, mungkin masih banyak timbangan-timbangan yang tidak adil, curang dalam berjual beli ataupun bahkan menggunakan kesyirikan untuk sekedar laris manisnya jualan kita?? Naudzubillah mindzalik. 

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali).". QS. Al-Baqarah (2) : 155-156.

Dibalik musibah pasti ada hikmah. Saat ini tinggal kita sendiri yang bisa melihatnya dengan hati. Dalam lubuk hati manusia paling dalam pasti menyadari jika dirinya telah melakukan kesalahan, namun kesombongan dan kemunafikan lebih banyak menggelayut di hati kita. Istighfarlah… Astagfirullahaladziim. Ampuni kami Yaa Allah.. Ampuni khilaf kami.

Semoga yang runtuh bisa kembali berdiri kokoh.
Semoga yang hilang bisa tergantikan dengan yang lebih baik.
Semoga yang terkoyak bisa kembali utuh.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami dan menguatkan iman iman kami.

Aamiin Yaa Rabbalalamin..



Puting Beliung di depan Pasar Purwomartani (koleksi pribadi teman)
Rumah salah seorang warga (koleksi pribadi)
Atap-atap rumah porak poranda (koleksi pribadi teman)
Plang Perum Purwomartani roboh (koleksi pribadi teman)

I'm fine

 You'll be fine.. You'll be fine.. You'll be fine.. it's time to go.. you don't need to excused or say good bye..